
Disusun oleh:
Vivit Nur Fatma
(201414112)
Administrasi Perkantoran 22
POLINAS
MAKASSAR
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
pertolonganNya sehingga Kami dapat menyelesaikan Makalah ini. Melalui makalah
ini, Kami juga mengucapkan terimakasih kepada Dosen Pembimbing yang turut
membantu terselesainya makalah ini.
Dalam
Makalah ini kami membahas tentang Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM). Telah
kita ketahui bahwa pembelajaran kita dalam pengantar manajemen ini menyangkut
pembelajaran tentang perusahaan dan hal terpenting dalam tercapainya usaha yang
maju tergantung dari kemampuan Sumber Daya Manusia. Oleh karena itu timbul
dalam pemikiran kami untuk mengambil tema dalam pembuatan makalah ini Manajemen
Sumber Daya Manusia agar kita lebih memahami dan mengerti apa dan bagaimana
arti penting Sumber Daya Manusia dalam Manajemen Perusahaan.
Makalah ini akan menjelaskan
seluas-luasnya mengenai Manajemen Sumber Daya Manusia yang kami rangkum dari
berbagi sumber baik melalui buku penunjang maupun dari sumber-sumber lainnya.
Untuk itu semoga makalah yang Kami
buat ini dapat menjadi dasar dan acuan agar kita menjadi lebih kreatif lagi
dalam membuat suatu laporan atau makalah.
Makassar,
3 Juni 2016
Vivit Nur Fatma
DAFTAR ISI
Halaman
1.1. Kata
Penagantar ............................................................................................................ 2
1.2. Daftar
Isi ......................................................................................................................... 3
1.3. Bab
I Latar Belakang .................................................................................................... 4
1.3.1. Rumusan
Masalah ................................................................................................ 4
1.3.2. Tujuan
Penulisan .................................................................................................. 4
1.3.3. Manfaat
Penulisan ................................................................................................ 5
1.3.4. Sistematika
Penulisan ........................................................................................... 5
1.4.
Bab II Kajian Teori
1.4.1. Pengertian
Manajemen Sumber Daya Manusia .................................................... 6
1.4.2. Pengertian Pengawasan ....................................................................................... 7
1.4.3.
Tujuan Pengawasan Dalam Perusahaan ................................................................
1.5. Bab III Pembahasan
1.5.3.
Proses Pengawasan ............................................................................................. 10
1.5.4.
Macam – Macam Pengawasan ............................................................................ 12
1.5.5. Fungsi
dan Pentingnya Pengawasan ................................................................... 13
1.5.6. Persyaratan
Sistem Pengawasan ......................................................................... 14
1.5.7.
Sistem Pengawasan Manajemen ......................................................................... 15
1.5.8. Jenis
– Jenis Pengawasan .................................................................................... 16
1.6. Bab IV Penutup
1.6.1. Kesimpulan
......................................................................................................... 17
1.6.2. Saran
................................................................................................................... 18
1.7. Daftar Pustaka
BAB
I
LATAR BELAKANG
LATAR BELAKANG
Sumber daya adalah segala sesuatu yang merupakan aset
perusahaan untuk mencapai tujuannya. Sumber daya yang dimiliki perusahaan dapat
dikategorikan atas empat tipe sumber daya, seperti Finansial, Fisik, Manusia
dan Kemampuan Teknologi. Sumber daya finansial merupakan salah satu unsur
penting dalam rangka membentuk perusahaan yang maju dan terus berkembang karena
berhubungan dengan saham yang merupakan modal utama dalam membangun sebuah
perusahaan dan mengembangkan serta melanjutkan perusahaan tersebut. Sumber daya
fisik merupakan sumber daya yang menyangkut penunjang secara fisik berdirinya
suatu perusahaan seperti alat-alat kelengkapannya.
Pengawasan
pada hakikatnya merupakan usaha memberikan petunjuk pada para pelaksana agar
mereka selalu bertindak sesuai dengan rencana. Diharapkan agar para pelaksana
membatasi tindakan-tindakanya mencapai tujuan sedemikian rupa sehingga tidak
begitu menyimpang dari yang diperbolehkan. Pengawasan menjadikan siklus fungsi
manajemen lengkap dan membawa organisasi ke perencanaan.
A. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia?
2. Bagaimana peran
dan fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia?
3. Bagaimana pengawasan itu dilaksanakan?
B. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia
2. Mengetahui peran dan fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia
3. Mengetahui lebih jelasnya fungsi operasional yaitu
Pengawasan.
4. Mengetahui proses pengawasan lebih jelas.
C.
Manfaat Penulisan
1. Bagi
para wirausahawan
Makalah ini dapat menambah wawasan mengenai manajemen sumber daya manusia dan dapat menggugah untuk dapat terus meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam usahanya.
Makalah ini dapat menambah wawasan mengenai manajemen sumber daya manusia dan dapat menggugah untuk dapat terus meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam usahanya.
2. Bagi
rekan-rekan mahasiswa
Makalah ini dapat menambah pengetahuan mengenai manajemen sumber daya manusia yang merupakan salah satu materi dalam mata kuliah pengantar manajemen.
Makalah ini dapat menambah pengetahuan mengenai manajemen sumber daya manusia yang merupakan salah satu materi dalam mata kuliah pengantar manajemen.
3. Bagi
Pembaca
Makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca mengenai manajemen sumber daya manusia dan agar para pembaca dapat mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca mengenai manajemen sumber daya manusia dan agar para pembaca dapat mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.
D. Sistematika Penulisan
Sistematika uraian makalah ini
terdiri dari 4 bagian yaitu pertama, latar belakang, meliputi rumusan masalah,
tujuan, manfaat penulisan, sistematika uraian. Kedua yaitu kajian teori. Ketiga
yaitu pembahasan. Keempat yaitu penutup yang berisi kesimpulan dan saran
dilengkapi dengan daftar pustaka.
BAB
II
KAJIAN TEORI
KAJIAN TEORI
A. Pengertian Manajemen Sumber Daya
Manusia
Manajemen
sumber daya manusia,
disingkat MSDM, adalah suatu
ilmu atau cara bagaimana mengatur hubungan dan peranan sumber daya (tenaga
kerja) yang dimiliki oleh individu
secara efisien dan efektif serta dapat digunakan secara maksimal
sehingga tercapai tujuan (goal) bersama perusahaan, karyawan dan
masyarakat menjadi maksimal. MSDM didasari pada suatu konsep bahwa setiap
karyawan adalah manusia- bukan mesin - dan bukan semata menjadi sumber daya
bisnis.
Berikut ini adalah pengertian
Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) menurut para ahli:
1. Menurut
Melayu SP. Hasibuan.
MSDM adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan
tenaga kerja agar efektif dan efisien membantu terwujudnya tujuan perusahaan,
karyawan dan masyarakat.
2. Menurut
Henry Simamora
MSDM adalah sebagai pendayagunaan, pengembangan, penilaian,
pemberian balasan jasa dan pengelolaan terhadap individu anggota organisasi
atau kelompok bekerja.
MSDM juga menyangkut desain dan implementasi system
perencanaan, penyusunan personalia, pengembangan karyawan, pengeloaan karir,
evaluasi kerja, kompensasi karyawan dan hubungan perburuhan yang mulus.
3. Menurut
Achmad S. Rucky
MSDM adalah penerapan secara tepat dan efektif dalam proses
akusis, pendayagunaan, pengemebangan dan pemeliharaan personil yang dimiliki
sebuah organisasi secara efektif untuk mencapai tingkat pendayagunaan sumber
daya manusia yang optimal oleh organisasi tersebut dalam mencapai
tujuan-tujuannya.
4. Menurut
Mutiara S. Panggabean
MSDM adalah proses yang terdiri dari perencanaan,
pengorganisasian, pimpinan dan pengendalian kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan
analisis pekerjaan, evaluasi pekerjaan, pengadaan, pengembangan, kompensasi,
promosi dan pemutusan hubungan kerja guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan
5. Menurut
Mutiara S. Panggabaean
MSDM adalah kegiatan di bidang sumber daya manusia dapat dilihat
dari dua sudut pandang, yaitu dari sisi pekerjaan dan dari sisi pekerja. Dari
sisi pekerjaan terdiri dari analisis dan evaluasi pekerjaan. Sedangkan dari
sisi pekerja meliputi kegiatan-kegiatan pengadaan tenaga kerja, penilaian
prestasi kerja, pelatihan dan pengembangan, promosi, kompensasi dan pemutusan
hubungan kerja.
B. Pengertian Pengawasan
Pengawasan dapat didefinisikan sebagai proses untuk
“menjamin” bahwa tujuan-tujuan organisasi dan manajemen tercapai. Definisi
pengawasan yang dikemukanan oleh Robert J. Mockler berikut ini telah
memperjelas unsur-unsur esensial proses pengawasan :
Pengawasan manajemen adalah suatu usaha sistematik untuk
menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan-tujuan perencanaan, merancang
system informasi umpan balik, membandingkan, kegiatan nyata dengan standar yang
telah ditetapkan sebelumnya, menentukan dan mengukur penimpangan-penyimpangan,
serta mengambil tindakan koreksi yang perlu untuk menjamin bahawa sumber
daya perusahaan dipergunakan dengan xara paling efektif dan efisien dalam
pencapaian tujuan-tujuan persusahaan.
Devinisi pengawasan:
Menurut Robert J. Mockler pengawasan yaitu usaha sistematik
menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan perencanaan, merancang sistem
informasi umpan balik, membandingkan kegiatan nyata dengan standar, menentukan
dan mengukur deviasi-deviasai dan mengambil tindakan koreksi yang menjamin
bahwa semua sumber daya yang dimiliki telah dipergunakan dengan efektif dan
efisien.
Pengendalian
/ Pengawasan adalah proses mengarahkan seperangkat variable / unsure ( manusia,
peralatan, mesin, organisasi ) kearah tercapainya suatu tujuan atau sasaran
manajemen. Pengendalian dan pengawasan diperlukan untuk mengetahui apakah
pelaksanaan suatu kegiatan dalam organisasi sesuai dengan rencana dan tujuan
yang telah digariskan atau ditetapkan.
Pengawasan
(controlling) merupakan fungsi manajemen yang tidak kalah pentingnya dalam
suatu organisasi. Semua fungsi terdahulu, tidak akan efektif tanpa disertai
fungsi pengawasan. Dalam hal ini, Louis E. Boone dan David L. Kurtz (1984)
memberikan rumusan tentang pengawasan sebagai : “… the process by which manager
determine wether actual operation are consistent with plans”.
Dengan demikian, pengawasan
merupakan suatu kegiatan yang berusaha untuk mengendalikan agar pelaksanaan
dapat berjalan sesuai dengan rencana dan memastikan apakah tujuan organisasi
tercapai. Apabila terjadi penyimpangan di mana letak penyimpangan itu dan
bagaimana pula tindakan yang diperlukan untuk mengatasinya. Selanjutnya
dikemukakan pula oleh T. Hani Handoko bahwa proses pengawasan memiliki lima
tahapan, yaitu :
1. Penetapan standar pelaksanaan
2. Penentuan pengukuran pelaksanaan
kegiatan;
3. Pengukuran pelaksanaan kegiatan
nyata;
4. Pembandingan pelaksanaan kegiatan dengan
standar dan penganalisaan penyimpangan-penyimpangan
5. Pengambilan tindakan koreksi, bila
diperlukan.
Fungsi
pengawasan SDM
Berikut
fungsi pengawasan SDM :
1) Eksplanasi, pengawasan menghimpun informasi yang dapat menjelaskan
mengapa hasil-hasil kebijakan publik dan program yang dicanangkan berbeda.
2) Akuntansi, pengawasan menghasilkan informasi yang bermanfaat untuk
melakukan akuntansi atas perubahan sosial ekonomi yang terjadi setelah
dilaksanakannya sejumlah kebijakan publik dari waktu ke waktu.
3) Pemeriksaan, pengawasan membantu
menentukan apakah sumberdaya dan pelayanan yang dimaksudkan untuk kelompok
sasaran maupun konsumen tertentu memang telah sampai kepada mereka. dan
4) Kepatuhan, pengawasan bermanfaat untuk menentukan apakah
tindakan dari para administrator program, staf dan pelaku lain sesuai dengan
standar dan prosedur yang dibuat oleh legislator, instansi pemerintah dan atau
lembaga profesional.
Menurut
Winardi (2000:166) fungsi pengawasn yaitu :
1) Menetapkan
tujuan-tujuan dan merencanakan bagaimana mencapainya
2) Menentukan
berapa banyak orang (karyawan) yang diperlukan serta keterampilan-keterampilan
yang perlu dimiliki mereka (organization)
3) Menyeleksi
individu-individu untuk mengisi posisi-posisi (staffing) dan
kemudian mereka diberi tugas kerja dan ia membantu mereka bertanggung jawab
untuk melaksanakannya dengan baik (direction)
4) Dengan
aneka macam laporan, ia meneliti bagaimana baiknya rencana-rencana dilaksanakan
dan ia mempelajari kembali rencana-rencana sehubungan dengan hasil-hasil yang
dicapai dan apabila perlu, rencana-rencana tersebut dimodifikasi.
Jadi,
fungsi pengawasan SDM adalah untuk menemukan, mengoreksi, penyimpangan-penyimpangan
penting dalam hasil yang dicapai dari aktivitas-aktivitas yang direncanakan.
C.Tujuan Pengawasan
Tujuan
Pengawasan yaitu, sebagai berikut :
1. Menjamin ketetapan pelaksanaan
tugas sesuai dengan rencana tersebut, kebijaksanaan dan perintah.
2. Melaksanakan koordinasi kegiatan-kegiatan.
3. Mencegah pemborosan dan penyelewengan.
4. Menjamin terwujudnya kepuasan masyarakat atas barang dan
jasa yang dihasilkan.
5. Membina kepercayaan masyarakat terhadap kepemimpinan
organisasi (pemerintah).
BAB
III
PEMBAHASAN
A. Proses Pengawasan
Pertama kali orang harus menentukan
standar-pengawasan pada pusat-pusat yang strategis, oleh karena itu orang tidak
dapat mengecek segalanya. Harus dibedakan hal apa yang harus diawasi, hal apa
yang tak dapat diawasi. Kemudian diadakan pengecekan dan laporan kegiatan
kerja. Dalam beberapa hal manajemen perlu meninjau hasil kerja karyawan.
Laporan tertulis harus dibut untuk pimpinan secara tepat dan teratur, terutama
tentang adanya penyimpangan-penyimpangan.
Manajemen karya T. Hani Handoko
dijelaskan lima tahap dalam proses pengawasan.
Tahap 1 : Penetapan Standar
Standar mengandung arti sebagai suatu satuan pengukur yang
dapat digunakan sebagai “patokan” untuk penilaian hasil-hasil. Tiga bentuk
standar yang umum adalah:
1. Standar-standar phisik, meliputi
kualitas barang, jasa, jumlah langganan, atau kualitas produk.
2. Standar-standar moneter, yang
ditunjukan dalam rupiah dam mencakup biaya tenaga kerja, biaya penjualan, laba
kotor, pendapatan penjualan, dan sejenisnya.
3. Standar-standar waktu, meliputi
kecepatan produksi atau batas waktu suatu pekerjaan harus diselesaikan.
Tahap
2 : Penetuan Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan
Tahap
kedua dalam pengawasan ini adalahmenentukan pengukuran pelaksanaan kegiatan
secara tepat.
Tahap
3 : Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan
Ada
berbagai cara unutk melakukan pengukuran pelaksanaan, yaitu:
1.
Pengamatan (observasi)
2.
Laporan-laporan, baik lisan maupun
tulisan.
3.
Metoda-metoda otomatis
4.
Inspeksi, pengujian (test)
Tahap
4 : Perbandingan Pelaksanaan Kegiatan dengan Standard an Analisa Penyimpangan
Tahap
krisis dari pengawasan adalah perbandingan pelaksanaan nyata dengan pelaksanaan
yang direncanakan atau standar yang telah ditetapkan. Walapun tahap ini paling
mudah dilakukan, tetapi kompleksitas dapat terjadi pada saat
menginterpretasikan adanya penimpangan. Penyimpangan-penyimpangan harus
dianalisa untuk menentukan mengapa standar tidak dapat dicapai.
Tahap
5 : Pengambiln Tindakan Koreksi Bila Diperlukan
Bila
hasil analisa menujukan perlunya tindakan koreksi, tindakan ini harus diambil.
Tindakan koreksi bisa berupa:
1. Mengubah standar mula-mula
2. Mengubah ukuran pelaksanaan.
3. Mengubah cara dalam menganalisa dan
menginterpratasikan penyimpangan-penyimpangan
B.
Macam-Macam Pengawasan
Pengawasan dapat dipusatkan dapat didesentralisir tergantung
pada karyawannya. Apabila karyawan ahlimaka dapat di desentralisir. Didalam
buku Prinsip-Prinsip Manajemen karangan George R. Terry pengawasan terbagi
atas 4, yaitu:
1. Pengawasan produksi, yaitu agar
hasil produksi sesuai dengan permintaan/pemuasan langganan dalam jumlah, harga,
waktu dan servis.
2. Pengawasan persediaan, yaitu
menjamin tersedianya bahan dalam jumlah, harga, waktu yang tepat sehingga
proses produksi tidak terganggu.
3. Pengawasan kualita, yaitu menjamin
agar kualitas hasil produksi, bahan dan bahan proses memenuhi ukuran-ukuran
standar yang telah ditentukan.
4. Pengawasan ongkos, yaitu menjamin
agar produksi/operasi dijalankan dengan ongkos minimum sesuai dengan standar.
Walaupun pengawasan mahal tetapi diharapkan agar hasil
pengawasan akan dapat memperbaiki kedudukan perusahaan karena penjualan dapat
didorong karena kualita barang lebih unggul dari saingan, atau harganya
bersaing, dan lain-lain. Didalam pengawasan perlu diperhatikan motivasi.
Apabila motivasi kerja tidak cukup percuma saja dilakukan pengawasan, karena
akibatnya pelaksana akan berbuat sekehendak hati.
Sementara itu didalam buku Manajemen
karya T. Hani Handoko pengawasan dibagi dalam tiga tipe dasar, yaitu:
1. Pengawasan pendahuluan.
2. Pengawasan concurrent.
3. Pengawasan umpan balik.
Pengawasan pendahuluan (feedforward
control) dirancang untuk mengantisipasi masalah-masalah atau penyimpangan-penyimpangan
dari standar atau tujuan dan memungkinkan koreksi dibuat sebelum suatu tahap
kegiatan tertentu diselesaikan. Jadi pendekatan pengawasan ini lebih aktif dan
agresif, dengan mendeteksi masalah-masalah dan mengambil tindakan yang diperlukan
sebelum suatu masalah terjadi.
Pengawasan yang dilakukan bersamaan
dengan pelaksanaan kegiatan (concurrent control). Pengawasan ini sering
disebut pengawasan “Ya-Tidak”, screening control, atau “berhenti-terus”.
Tipe pengawasan ini merupakan proses dimana aspek tertentu dari suatu prosedur
harus disetujui dulu atau syarat-syarat harus dipenuhi dulu sebelum
kegiatan-kegiatan bisa dilanjutkan.
Pengawasan umpan balik (feedback
control) juga dikenal sebagai past-action controls, mengukur
hasil-hasil dari suatu kegiatan yang telah diselesaikan. Sebab-sebab
penyimpangan dari rencana dan penemnuan-penemuan diterapkan untuk
kegiatan-kegiatan serupa dimasa yang akan dating. Pengawasan ini bersifat
historis, pengukuran dilakukan setelah kegiatan terjadi.
C.
Fungsi dan Pentinganya Pengawasan
Faktor-faktor yang menyebabkan pentingnya pengawasan adalah:
1. Perubahan
yang selalu terjadi baik diluar maupun didalam organisasi, memerlukan perencanaan
dan tentu saja pengawasan.
2. Kekompleksan
organisasi memerlukan pengawasan formal karena adanya desentralisasi
pengawasan.
3. Kesalahan-kesalahan
atau penyimpangan yang dilakukan anggota organisasi memerlukan pengawasan dan
pembenahan.
D.
Persyaratan Sistem Pengawasan
Agar supaya pengawasan itu efektif perlulah dipenuhi
berbagai persyaratan, yaitu;
1. Pengawasan haruslah memenuhi sifat
serta kebutuhan kegiatan yang ada. Walaupu ada teknik-teknik pengawasan umum
seperti anggaran, titik impas, waktu standar, dan lain-lain, organisasi perlu
juga menyiapkan system pengawasan khusus pada masing-masing bagian, seperti
pengawasan kualita untuk bagian produksi.
2. Pengawasan harus dapat memberikan laporan penyimpangan
secepat mungkin. Oleh karena itu perlu informasi yang baik agar data
penyimpangan cepat samapai kepada yang berkepentingan dan diputuskan dengan
cepat pula.
3. Pengawasan harus luwes. Walaupun rencana berubah, system
pengawasan tetap berjalan.
4. Pengawasan harus menyatakan pola organisasi. Setiap bagian
perlu memper tanggungjawabkan hasil-hasil kegiatannya.
5. Pengawasan haruslah ekonomis tidak memakan biaya besar.
6. Pengawasan haruslah mudah dimengerti maksud dan tujuannya,
sederhana, mudah diterapkan dan dilaksanakan.
7. Pengawasan haruslah menjamin tindakan perbaikan setelah
didapati adanya penyimpangan, artinya harus mengandun prosedur memperbaiki
penyimpngan.
8. Pengawasan harus berhubungan dengan tujuan tertentu dan yang
telah disetujui.
9. Pengawasan hendakanya mengadung
hal-hal yang memotifasi pelaksana tugas, artinya tujuan yang dicapai itu
harus dapat tercapai, tidak terlalu muluk.
10. Pengawasan
perlu dibatasi, yaitu pada tempat dan waktu krisis saja tidak perlu menyeluruh.
E.
System Pengawasan Manajemen
System ini ditemukan oleh R.N.
Anthony, dari Harvar Business School. Pengawasan manajemen merupakan proses
dengan mana manajemen dijamin mendapatkan serta sumber daya secara efesien dan
efektif dalam pencapaian tujuan-tujuan organisasi.
Pengawasan manajemen ditunjang oleh
pengawasan operasional. Pengawasan manajenem terdiri dari kegiatan-kegiatan:
(a) Membuat anggaran,
(b) Merencanakan arah staff,
(c) Menentukan pelaksana,
(d) Merencanakan modal kerja,
(e) Membuat program pengiklanan,
(f) Menentukan proyrk penelitian,
(g) Memilih perbaikan produk,
(h) Memutuskan penyusunan kembali
pabrik,
(i) Memutuskan investasi rutin,
(j) Membuat pedoman pengambilan
keputusan pengawasan oprasional,
(k) Mengukur, menilai dan memperbaikihasil
oprasi manajemen.
Sedang pengawasan oprasional terdiri
dari:
1. Pengawasan usaha menarik karyawan.
2. Pelaksanaan kebijakan.
3. Mengawasi pemberian kredit
penjualan.
4. Mengawasi periklanan.
5. Menjadwalkan produksi.
6. Mengawasi persediaan.
F. Jenis – Jenis Pengawasan
Jenis-jenis pengawasan dapat
ditinjau dari 3 segi, yaitu :
A. Pengawasan dari segi waktu
Pengawasan dari segi waktu dapat dilakukan secara preventif dan secara reprensif.
Alat yang dipakai dalam pengawasan ialah perencanaan budget,
sedangkan pengawasan secara repensif alat budget dan laporan.
B. Pengawasan dilihat dari segi obyektif
Pengawasan dari segi obyektif ialah pengawasan terhadap produksi dan sebagainya.
Ada juga yang mengatakan karyawan daru segi obyek merupakan
pengawasan secara administratif dan pengawasa operatif. Contoh pengawasan administrativ
ialah pengawasan anggaran, inspeksi, pengawasan order dan pengawasan
kebijaksanaan.
C. Pengawasan dari segi subyek
Pengawasan dari segi subyek terdiri dari pengawasan intern dan pengawasan ekstern.
Pengawasan
Intern, pengawasan yang dilakukan oleh orang dari badan atau unit ataupun
instansi di dalam lingkungan unit tersebut. Dilakukan dengan cara pengawasan
atasan langsung atau pengawasan melekat (built in control).
Pengawasan
Ekstern, pengawasan yang dilakukan di luar dari badan/unit/instansi tersebut.
UUD 1945 pasal 23E: “Untuk memeriksa pegnelolaan dan tanggung jawab tentang
keuangan negara diadakan suatu Badan Pemeriksa Keuangan yg bebas dan mandiri
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dengan demikian, Manajemen Sumber Daya Manusia,
disingkat MSDM, adalah suatu
ilmu atau cara bagaimana mengatur hubungan dan peranan sumber daya (tenaga
kerja) yang dimiliki oleh individu
secara efisien dan efektif serta dapat digunakan secara maksimal
sehingga tercapai tujuan (goal) bersama perusahaan, karyawan dan
masyarakat menjadi maksimal.
Fungsi
pengawasan SDM adalah untuk menemukan, mengoreksi, penyimpangan-penyimpangan
penting dalam hasil yang dicapai dari aktivitas-aktivitas yang direncanakan.
Faktor-faktor yang menyebabkan pentingnya pengawasan adalah:
1. Perubahan yang selalu terjadi baik
diluar maupun didalam organisasi, memerlukan perencanaan dan tentu saja
pengawasan.
2. Kekompleksan organisasi memerlukan pengawasan formal karena
adanya desentralisasi pengawasan.
3. Kesalahan-kesalahan atau penyimpangan yang dilakukan anggota
organisasi memerlukan pengawasan dan pembenahan.
Manajemen karya T. Hani Handoko dijelaskan lima tahap dalam
proses pengawasan.
1. Penetapan
standar
2. Penetuan pengukuran
pelaksanaan kegiatan
3. Pengukuran
pelaksanaan kegiatan
4. Perbandingan
pelaksanaan kegiatan dengan standard an analisa penyimpangan
5.
Pengambilan tindakan koreksi bila diperlukan
B. Saran
Penulis berharap makalah ini dapat menambah wawasan bagi seluruh Mahasiswa khususnya para pembaca agar tergugah untuk terus dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam usahanya, dan dapat menambah pengetahuan bagi rekan-rekan mahasiswa. Demi penyempurnaan makalah ini, Kami mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif.
Penulis berharap makalah ini dapat menambah wawasan bagi seluruh Mahasiswa khususnya para pembaca agar tergugah untuk terus dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam usahanya, dan dapat menambah pengetahuan bagi rekan-rekan mahasiswa. Demi penyempurnaan makalah ini, Kami mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif.
DAFTAR
PUSTAKA
Manullang.M. Dasar-Dasar Manajemen. Yogyakarta :
Gadjah Mada University Press, 2005.
Siagian, Sondang P. (2006), Manajemen Sumber Daya Manusia, Cetakan ketiga belas, Bumi Aksara,
Jakarta.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar