Minggu, 12 Juni 2016

Fungsi Operasional Pengawasan Manajemen Sumber Daya Manusia



FUNGSI OPERASIONAL MSDM(Pengawasan)

 
Disusun oleh:
Vivit Nur Fatma
(201414112)
Administrasi Perkantoran 22
POLINAS MAKASSAR

KATA PENGANTAR

            Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan pertolonganNya sehingga Kami dapat menyelesaikan Makalah ini. Melalui makalah ini, Kami juga mengucapkan terimakasih kepada Dosen Pembimbing yang turut membantu terselesainya makalah ini.
Dalam Makalah ini kami membahas tentang Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM). Telah kita ketahui bahwa pembelajaran kita dalam pengantar manajemen ini menyangkut pembelajaran tentang perusahaan dan hal terpenting dalam tercapainya usaha yang maju tergantung dari kemampuan Sumber Daya Manusia. Oleh karena itu timbul dalam pemikiran kami untuk mengambil tema dalam pembuatan makalah ini Manajemen Sumber Daya Manusia agar kita lebih memahami dan mengerti apa dan bagaimana arti penting Sumber Daya Manusia dalam Manajemen Perusahaan.
Makalah ini akan menjelaskan seluas-luasnya mengenai Manajemen Sumber Daya Manusia yang kami rangkum dari berbagi sumber baik melalui buku penunjang maupun dari sumber-sumber lainnya.
Untuk itu semoga makalah yang Kami buat ini dapat menjadi dasar dan acuan agar kita menjadi lebih kreatif lagi dalam membuat suatu laporan atau makalah.

Makassar, 3 Juni 2016


Vivit Nur Fatma   

DAFTAR ISI
Halaman
1.1. Kata Penagantar ............................................................................................................  2
1.2. Daftar Isi .........................................................................................................................  3
1.3. Bab I Latar Belakang ....................................................................................................  4
1.3.1.   Rumusan Masalah ................................................................................................  4
1.3.2.   Tujuan Penulisan ..................................................................................................  4
1.3.3.   Manfaat Penulisan ................................................................................................  5
1.3.4.   Sistematika Penulisan ...........................................................................................  5
1.4. Bab II Kajian Teori
1.4.1.   Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia ....................................................  6
1.4.2.   Pengertian Pengawasan .......................................................................................  7
1.4.3. Tujuan Pengawasan Dalam Perusahaan ................................................................  
1.5. Bab III Pembahasan  
 1.5.3.  Proses Pengawasan .............................................................................................  10
 1.5.4.  Macam – Macam Pengawasan ............................................................................  12
 1.5.5.  Fungsi dan Pentingnya Pengawasan ...................................................................  13
 1.5.6.  Persyaratan Sistem Pengawasan .........................................................................  14
 1.5.7.  Sistem Pengawasan Manajemen .........................................................................  15
 1.5.8.  Jenis – Jenis Pengawasan ....................................................................................  16
1.6. Bab IV Penutup
1.6.1.   Kesimpulan .........................................................................................................  17
1.6.2.   Saran ...................................................................................................................  18
1.7. Daftar Pustaka

BAB I
LATAR BELAKANG
Sumber daya adalah segala sesuatu yang merupakan aset perusahaan untuk mencapai tujuannya. Sumber daya yang dimiliki perusahaan dapat dikategorikan atas empat tipe sumber daya, seperti Finansial, Fisik, Manusia dan Kemampuan Teknologi. Sumber daya finansial merupakan salah satu unsur penting dalam rangka membentuk perusahaan yang maju dan terus berkembang karena berhubungan dengan saham yang merupakan modal utama dalam membangun sebuah perusahaan dan mengembangkan serta melanjutkan perusahaan tersebut. Sumber daya fisik merupakan sumber daya yang menyangkut penunjang secara fisik berdirinya suatu perusahaan seperti alat-alat kelengkapannya.
Pengawasan pada hakikatnya merupakan usaha memberikan petunjuk pada para pelaksana agar mereka selalu bertindak sesuai dengan rencana. Diharapkan agar para pelaksana membatasi tindakan-tindakanya mencapai tujuan sedemikian rupa sehingga tidak begitu menyimpang dari yang diperbolehkan. Pengawasan menjadikan siklus fungsi manajemen lengkap dan membawa organisasi ke perencanaan.

A.   Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia?
2. Bagaimana peran dan fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia?
3. Bagaimana pengawasan itu dilaksanakan?

B.   Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia
2. Mengetahui peran dan fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia
3. Mengetahui lebih jelasnya fungsi operasional yaitu Pengawasan.
4. Mengetahui proses pengawasan lebih jelas.

C.   Manfaat Penulisan
1.    Bagi para wirausahawan
Makalah ini dapat menambah wawasan mengenai manajemen sumber daya manusia dan dapat menggugah untuk dapat terus meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam usahanya.
2.    Bagi rekan-rekan mahasiswa
Makalah ini dapat menambah pengetahuan mengenai manajemen sumber daya manusia yang merupakan salah satu materi dalam mata kuliah pengantar manajemen.
3.    Bagi Pembaca
Makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca mengenai manajemen sumber daya manusia dan agar para pembaca dapat mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.

D.   Sistematika Penulisan
Sistematika uraian makalah ini terdiri dari 4 bagian yaitu pertama, latar belakang, meliputi rumusan masalah, tujuan, manfaat penulisan, sistematika uraian. Kedua yaitu kajian teori. Ketiga yaitu pembahasan. Keempat yaitu penutup yang berisi kesimpulan dan saran dilengkapi dengan daftar pustaka.








BAB II
KAJIAN TEORI
A.   Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen sumber daya manusia, disingkat MSDM, adalah suatu ilmu atau cara bagaimana mengatur hubungan dan peranan sumber daya (tenaga kerja) yang dimiliki oleh individu  secara efisien dan efektif serta dapat digunakan secara maksimal sehingga tercapai tujuan (goal) bersama perusahaan, karyawan dan masyarakat menjadi maksimal. MSDM didasari pada suatu konsep bahwa setiap karyawan adalah manusia- bukan mesin - dan bukan semata menjadi sumber daya bisnis.
Berikut ini adalah pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) menurut para ahli:
1.    Menurut Melayu SP. Hasibuan.
MSDM adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat.
2.    Menurut Henry Simamora
MSDM adalah sebagai pendayagunaan, pengembangan, penilaian, pemberian balasan jasa dan pengelolaan terhadap individu anggota organisasi atau kelompok bekerja.
MSDM juga menyangkut desain dan implementasi system perencanaan, penyusunan personalia, pengembangan karyawan, pengeloaan karir, evaluasi kerja, kompensasi karyawan dan hubungan perburuhan yang mulus.
3.    Menurut Achmad S. Rucky
MSDM adalah penerapan secara tepat dan efektif dalam proses akusis, pendayagunaan, pengemebangan dan pemeliharaan personil yang dimiliki sebuah organisasi secara efektif untuk mencapai tingkat pendayagunaan sumber daya manusia yang optimal oleh organisasi tersebut dalam mencapai tujuan-tujuannya.
4.    Menurut Mutiara S. Panggabean
MSDM adalah proses yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pimpinan dan pengendalian kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan analisis pekerjaan, evaluasi pekerjaan, pengadaan, pengembangan, kompensasi, promosi dan pemutusan hubungan kerja guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan
5.    Menurut Mutiara S. Panggabaean
MSDM adalah kegiatan di bidang sumber daya manusia dapat dilihat dari dua sudut pandang, yaitu dari sisi pekerjaan dan dari sisi pekerja. Dari sisi pekerjaan terdiri dari analisis dan evaluasi pekerjaan. Sedangkan dari sisi pekerja meliputi kegiatan-kegiatan pengadaan tenaga kerja, penilaian prestasi kerja, pelatihan dan pengembangan, promosi, kompensasi dan pemutusan hubungan kerja.

B.  Pengertian Pengawasan
Pengawasan dapat didefinisikan sebagai proses untuk “menjamin” bahwa tujuan-tujuan organisasi dan manajemen tercapai. Definisi pengawasan yang dikemukanan oleh Robert J. Mockler berikut ini telah memperjelas unsur-unsur esensial proses pengawasan :
Pengawasan manajemen adalah suatu usaha sistematik untuk menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan-tujuan perencanaan, merancang system informasi umpan balik, membandingkan, kegiatan nyata dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya, menentukan dan mengukur penimpangan-penyimpangan, serta mengambil tindakan koreksi yang perlu untuk  menjamin bahawa sumber daya perusahaan dipergunakan dengan xara paling efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan-tujuan persusahaan.
Devinisi pengawasan:
Menurut Robert J. Mockler pengawasan yaitu usaha sistematik menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan perencanaan, merancang sistem informasi umpan balik, membandingkan kegiatan nyata dengan standar, menentukan dan mengukur deviasi-deviasai dan mengambil tindakan koreksi yang menjamin bahwa semua sumber daya yang dimiliki telah dipergunakan dengan efektif dan efisien.
          Pengendalian / Pengawasan adalah proses mengarahkan seperangkat variable / unsure ( manusia, peralatan, mesin, organisasi ) kearah tercapainya suatu tujuan atau sasaran manajemen. Pengendalian dan pengawasan diperlukan untuk mengetahui apakah pelaksanaan suatu kegiatan dalam organisasi sesuai dengan rencana dan tujuan yang telah digariskan atau ditetapkan.
         Pengawasan (controlling) merupakan fungsi manajemen yang tidak kalah pentingnya dalam suatu organisasi. Semua fungsi terdahulu, tidak akan efektif tanpa disertai fungsi pengawasan. Dalam hal ini, Louis E. Boone dan David L. Kurtz (1984) memberikan rumusan tentang pengawasan sebagai : “… the process by which manager determine wether actual operation are consistent with plans”.

Dengan demikian, pengawasan merupakan suatu kegiatan yang berusaha untuk mengendalikan agar pelaksanaan dapat berjalan sesuai dengan rencana dan memastikan apakah tujuan organisasi tercapai. Apabila terjadi penyimpangan di mana letak penyimpangan itu dan bagaimana pula tindakan yang diperlukan untuk mengatasinya. Selanjutnya dikemukakan pula oleh T. Hani Handoko bahwa proses pengawasan memiliki lima tahapan, yaitu :
1.      Penetapan standar pelaksanaan
2.      Penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan;
3.      Pengukuran pelaksanaan kegiatan nyata;
4.      Pembandingan pelaksanaan kegiatan dengan standar dan penganalisaan   penyimpangan-penyimpangan
5.      Pengambilan tindakan koreksi, bila diperlukan.

Fungsi pengawasan SDM
Berikut fungsi pengawasan SDM :
1)    Eksplanasi, pengawasan menghimpun informasi yang dapat menjelaskan mengapa hasil-hasil kebijakan publik dan program yang dicanangkan berbeda.
2)    Akuntansi, pengawasan menghasilkan informasi yang bermanfaat untuk melakukan akuntansi atas perubahan sosial ekonomi yang terjadi setelah dilaksanakannya sejumlah kebijakan publik dari waktu ke waktu.
3)      Pemeriksaan, pengawasan membantu menentukan apakah sumberdaya dan pelayanan yang dimaksudkan untuk kelompok sasaran maupun konsumen tertentu memang telah sampai kepada mereka. dan
4)     Kepatuhan, pengawasan bermanfaat untuk menentukan apakah tindakan dari para administrator program, staf dan pelaku lain sesuai dengan standar dan prosedur yang dibuat oleh legislator, instansi pemerintah dan atau lembaga profesional.
Menurut Winardi (2000:166) fungsi pengawasn yaitu :
1)    Menetapkan tujuan-tujuan dan merencanakan bagaimana mencapainya
2)    Menentukan berapa banyak orang (karyawan) yang diperlukan serta keterampilan-keterampilan yang perlu dimiliki mereka (organization)
3)    Menyeleksi individu-individu untuk mengisi posisi-posisi (staffing) dan kemudian mereka diberi tugas kerja dan ia membantu mereka bertanggung jawab untuk melaksanakannya dengan baik (direction)
4)    Dengan aneka macam laporan, ia meneliti bagaimana baiknya rencana-rencana dilaksanakan dan ia mempelajari kembali rencana-rencana sehubungan dengan hasil-hasil yang dicapai dan apabila perlu, rencana-rencana tersebut dimodifikasi.
Jadi, fungsi pengawasan SDM adalah untuk menemukan, mengoreksi, penyimpangan-penyimpangan penting dalam hasil yang dicapai dari aktivitas-aktivitas yang direncanakan.
C.Tujuan Pengawasan
Tujuan Pengawasan yaitu, sebagai berikut :
1. Menjamin ketetapan pelaksanaan tugas sesuai dengan rencana tersebut, kebijaksanaan dan perintah.
2. Melaksanakan koordinasi kegiatan-kegiatan.
3. Mencegah pemborosan dan penyelewengan.
4. Menjamin terwujudnya kepuasan masyarakat atas barang dan jasa yang dihasilkan.
5. Membina kepercayaan masyarakat terhadap kepemimpinan organisasi (pemerintah).

BAB III
PEMBAHASAN
A.   Proses Pengawasan
Pertama kali orang harus menentukan standar-pengawasan pada pusat-pusat yang strategis, oleh karena itu orang tidak dapat mengecek segalanya. Harus dibedakan hal apa yang harus diawasi, hal apa yang tak dapat diawasi. Kemudian diadakan pengecekan dan laporan kegiatan kerja. Dalam beberapa hal manajemen perlu meninjau hasil kerja karyawan. Laporan tertulis harus dibut untuk pimpinan secara tepat dan teratur, terutama tentang adanya penyimpangan-penyimpangan.
Manajemen karya T. Hani Handoko dijelaskan lima tahap dalam proses pengawasan.
Tahap 1 : Penetapan Standar
Standar mengandung arti sebagai suatu satuan pengukur yang dapat digunakan sebagai “patokan” untuk penilaian hasil-hasil. Tiga bentuk standar yang umum adalah:
1.    Standar-standar phisik, meliputi kualitas barang, jasa, jumlah langganan, atau kualitas produk.
2.    Standar-standar moneter, yang ditunjukan dalam rupiah dam mencakup biaya tenaga kerja, biaya penjualan, laba kotor, pendapatan penjualan, dan sejenisnya.
3.    Standar-standar waktu, meliputi kecepatan produksi atau batas waktu suatu pekerjaan harus diselesaikan.
Tahap 2 : Penetuan Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan
Tahap kedua dalam pengawasan ini adalahmenentukan pengukuran pelaksanaan kegiatan secara tepat.
Tahap 3 : Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan
Ada berbagai cara unutk melakukan pengukuran pelaksanaan, yaitu:
1.      Pengamatan (observasi)
2.      Laporan-laporan, baik lisan maupun tulisan.
3.      Metoda-metoda otomatis
4.      Inspeksi, pengujian (test)
Tahap 4 : Perbandingan Pelaksanaan Kegiatan dengan Standard an Analisa Penyimpangan
Tahap krisis dari pengawasan adalah perbandingan pelaksanaan nyata dengan pelaksanaan yang direncanakan atau standar yang telah ditetapkan. Walapun tahap ini paling mudah dilakukan, tetapi kompleksitas  dapat terjadi pada saat menginterpretasikan adanya penimpangan. Penyimpangan-penyimpangan harus dianalisa untuk menentukan mengapa standar tidak dapat dicapai.
Tahap 5 : Pengambiln Tindakan Koreksi Bila Diperlukan
Bila hasil analisa menujukan perlunya tindakan koreksi, tindakan ini harus diambil. Tindakan koreksi bisa berupa:
1.    Mengubah standar mula-mula
2.    Mengubah ukuran pelaksanaan.
3.    Mengubah cara dalam menganalisa dan menginterpratasikan penyimpangan-penyimpangan





B.  Macam-Macam Pengawasan
Pengawasan dapat dipusatkan dapat didesentralisir tergantung pada karyawannya. Apabila karyawan ahlimaka dapat di desentralisir. Didalam buku Prinsip-Prinsip Manajemen karangan George R. Terry pengawasan terbagi atas  4, yaitu:
1.  Pengawasan produksi, yaitu agar hasil produksi sesuai dengan permintaan/pemuasan langganan dalam jumlah, harga, waktu dan servis.
2.  Pengawasan persediaan, yaitu menjamin tersedianya bahan dalam jumlah, harga, waktu yang tepat sehingga proses produksi tidak terganggu.
3.   Pengawasan kualita, yaitu menjamin agar kualitas hasil produksi, bahan dan bahan proses memenuhi ukuran-ukuran standar yang telah ditentukan.
4.  Pengawasan ongkos, yaitu menjamin agar produksi/operasi dijalankan dengan ongkos minimum sesuai dengan standar.
Walaupun pengawasan mahal tetapi diharapkan agar hasil pengawasan akan dapat memperbaiki kedudukan perusahaan karena penjualan dapat didorong karena kualita barang lebih unggul dari saingan, atau harganya bersaing, dan lain-lain. Didalam pengawasan perlu diperhatikan motivasi. Apabila motivasi kerja tidak cukup percuma saja dilakukan pengawasan, karena akibatnya pelaksana akan berbuat sekehendak hati.

Sementara itu didalam buku Manajemen karya T. Hani Handoko pengawasan dibagi dalam tiga tipe dasar, yaitu:
1.      Pengawasan pendahuluan.
2.      Pengawasan concurrent.
3.      Pengawasan umpan balik.

Pengawasan pendahuluan (feedforward control) dirancang untuk mengantisipasi masalah-masalah atau  penyimpangan-penyimpangan dari standar atau tujuan dan memungkinkan koreksi dibuat sebelum suatu tahap kegiatan tertentu diselesaikan. Jadi pendekatan pengawasan ini lebih aktif dan agresif, dengan mendeteksi masalah-masalah dan mengambil tindakan yang diperlukan sebelum suatu masalah terjadi.
Pengawasan yang dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan kegiatan (concurrent control). Pengawasan ini sering disebut pengawasan “Ya-Tidak”, screening control, atau “berhenti-terus”. Tipe pengawasan ini merupakan proses dimana aspek tertentu dari suatu prosedur harus disetujui dulu atau syarat-syarat harus dipenuhi dulu sebelum kegiatan-kegiatan bisa dilanjutkan.
Pengawasan umpan balik (feedback control) juga dikenal sebagai past-action controls, mengukur hasil-hasil dari suatu kegiatan yang telah diselesaikan. Sebab-sebab penyimpangan dari rencana dan penemnuan-penemuan diterapkan untuk kegiatan-kegiatan serupa dimasa yang akan dating. Pengawasan ini bersifat historis, pengukuran dilakukan setelah kegiatan terjadi.

C.  Fungsi dan Pentinganya Pengawasan
Faktor-faktor yang menyebabkan pentingnya pengawasan adalah:
1. Perubahan yang selalu terjadi baik diluar maupun didalam organisasi, memerlukan perencanaan dan tentu saja pengawasan.
2. Kekompleksan organisasi memerlukan pengawasan formal karena adanya desentralisasi pengawasan.
3. Kesalahan-kesalahan atau penyimpangan yang dilakukan anggota organisasi memerlukan pengawasan dan pembenahan.




D.  Persyaratan Sistem Pengawasan
Agar supaya pengawasan itu efektif perlulah dipenuhi berbagai persyaratan, yaitu;
1.      Pengawasan haruslah memenuhi sifat serta kebutuhan kegiatan yang ada. Walaupu ada teknik-teknik pengawasan umum seperti anggaran, titik impas, waktu standar, dan lain-lain, organisasi perlu juga menyiapkan system pengawasan khusus pada masing-masing bagian, seperti pengawasan kualita untuk bagian produksi.
2.    Pengawasan harus dapat memberikan laporan penyimpangan secepat mungkin. Oleh karena itu perlu informasi yang baik agar data penyimpangan cepat samapai kepada yang berkepentingan dan diputuskan dengan cepat pula.
3.    Pengawasan harus luwes. Walaupun rencana berubah, system pengawasan tetap berjalan.
4.    Pengawasan harus menyatakan pola organisasi. Setiap bagian perlu memper tanggungjawabkan hasil-hasil kegiatannya.
5.    Pengawasan haruslah ekonomis tidak memakan biaya besar.
6.    Pengawasan haruslah mudah dimengerti maksud dan tujuannya, sederhana, mudah diterapkan dan dilaksanakan.
7.   Pengawasan haruslah menjamin tindakan perbaikan setelah didapati adanya penyimpangan, artinya harus mengandun prosedur memperbaiki penyimpngan.
8.   Pengawasan harus berhubungan dengan tujuan tertentu dan yang telah disetujui.
9.      Pengawasan hendakanya mengadung hal-hal yang  memotifasi pelaksana tugas, artinya tujuan yang dicapai itu harus dapat tercapai, tidak terlalu muluk.
10.  Pengawasan perlu dibatasi, yaitu pada tempat dan waktu krisis saja tidak perlu menyeluruh.




E.  System Pengawasan Manajemen
System ini ditemukan oleh R.N. Anthony, dari Harvar Business School. Pengawasan manajemen merupakan proses dengan mana manajemen dijamin mendapatkan serta sumber daya secara efesien dan efektif dalam pencapaian tujuan-tujuan organisasi.
Pengawasan manajemen ditunjang oleh pengawasan operasional. Pengawasan manajenem terdiri dari kegiatan-kegiatan:
(a) Membuat anggaran,
(b) Merencanakan arah staff,
(c) Menentukan pelaksana,
(d) Merencanakan modal kerja,
(e) Membuat program pengiklanan,
(f) Menentukan proyrk penelitian,
(g) Memilih perbaikan produk,
(h) Memutuskan penyusunan kembali pabrik,
(i) Memutuskan investasi rutin,
(j) Membuat pedoman pengambilan keputusan pengawasan oprasional,
(k) Mengukur, menilai dan memperbaikihasil oprasi manajemen.

Sedang pengawasan oprasional terdiri dari:
1.      Pengawasan usaha menarik karyawan.
2.      Pelaksanaan kebijakan.
3.      Mengawasi pemberian kredit penjualan.
4.      Mengawasi periklanan.
5.      Menjadwalkan produksi.
6.      Mengawasi persediaan.
F.  Jenis – Jenis Pengawasan
      Jenis-jenis pengawasan dapat ditinjau dari 3 segi, yaitu :

A. Pengawasan dari segi waktu
Pengawasan dari segi waktu dapat dilakukan secara preventif dan secara reprensif.
Alat yang dipakai dalam pengawasan ialah perencanaan budget, sedangkan pengawasan secara repensif alat budget dan laporan.

B. Pengawasan dilihat dari segi obyektif
Pengawasan dari segi obyektif ialah pengawasan terhadap produksi dan sebagainya.
Ada juga yang mengatakan karyawan daru segi obyek merupakan pengawasan secara administratif dan pengawasa operatif. Contoh pengawasan administrativ ialah pengawasan anggaran, inspeksi, pengawasan order dan pengawasan kebijaksanaan.

C. Pengawasan dari segi subyek
Pengawasan dari segi subyek terdiri dari pengawasan intern dan pengawasan ekstern.
Pengawasan Intern, pengawasan yang dilakukan oleh orang dari badan atau unit ataupun instansi di dalam lingkungan unit tersebut. Dilakukan dengan cara pengawasan atasan langsung atau pengawasan melekat (built in control).
Pengawasan Ekstern, pengawasan yang dilakukan di luar dari badan/unit/instansi tersebut. UUD 1945 pasal 23E: “Untuk memeriksa pegnelolaan dan tanggung jawab tentang keuangan negara diadakan suatu Badan Pemeriksa Keuangan yg bebas dan mandiri





BAB IV

PENUTUP

A.  Kesimpulan
Dengan demikian, Manajemen Sumber Daya Manusia, disingkat MSDM, adalah suatu ilmu atau cara bagaimana mengatur hubungan dan peranan sumber daya (tenaga kerja) yang dimiliki oleh individu  secara efisien dan efektif serta dapat digunakan secara maksimal sehingga tercapai tujuan (goal) bersama perusahaan, karyawan dan masyarakat menjadi maksimal.
Fungsi pengawasan SDM adalah untuk menemukan, mengoreksi, penyimpangan-penyimpangan penting dalam hasil yang dicapai dari aktivitas-aktivitas yang direncanakan.
Faktor-faktor yang menyebabkan pentingnya pengawasan adalah:
1.      Perubahan yang selalu terjadi baik diluar maupun didalam organisasi, memerlukan perencanaan dan tentu saja pengawasan.
2.    Kekompleksan organisasi memerlukan pengawasan formal karena adanya desentralisasi pengawasan.
3.    Kesalahan-kesalahan atau penyimpangan yang dilakukan anggota organisasi memerlukan pengawasan dan pembenahan.
Manajemen karya T. Hani Handoko dijelaskan lima tahap dalam proses pengawasan.
1.      Penetapan standar
2.      Penetuan pengukuran pelaksanaan kegiatan
3.      Pengukuran pelaksanaan kegiatan
4.      Perbandingan pelaksanaan kegiatan dengan standard an analisa penyimpangan
5.       Pengambilan tindakan koreksi bila diperlukan




B.  Saran
        Penulis berharap makalah ini dapat menambah wawasan bagi seluruh Mahasiswa khususnya para pembaca agar tergugah untuk terus dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam usahanya, dan dapat menambah pengetahuan bagi rekan-rekan mahasiswa. Demi penyempurnaan makalah ini, Kami mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif.




















DAFTAR PUSTAKA
Manullang.M.  Dasar-Dasar Manajemen. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press, 2005.
Siagian, Sondang P. (2006), Manajemen Sumber Daya Manusia, Cetakan ketiga belas, Bumi Aksara, Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar